Hubunngan UE dengan ASEAN
Hubungan
Uni Eropa dengan ASEAN merupakan hubungan dua institusi regional yang memiliki
dua market besar karena banyaknya
jumlah negara anggota yang terlibat di dalamnya. Walaupun memiliki latar
belakang yang berbeda, Uni Eropa merupakan inspirasi pembentukan ASEAN.
Terbukti dengan ditanda tanganinya ASEAN Charter, negara-negara anggota ASEAN
sepakat untuk berintegrasi politik, dan akan meningkatkan integrasi ekonomi ke
tingkat lebih tinggi.
Adanya
inspirasi tersebut, dapat dibuktikan dengan banyaknya pemimpin-pemimpin negara
anggota ASEAN yang melakukan study visit
ke Uni Eropa. Tujuan dibentuknya Uni Eropa dan ASEAN sama-sama diawali dengan
maksud agar terbentuk stabilitas dan perdamaian regional. Namun, ada beberapa
hal yang membedakan Uni Eropa dengan ASEAN, antara lain:
- ASEAN
terbentuk dengan dasar integrasi politik, sedangkan Uni Eropa dibentuk dari
integrasi ekonomi regional.
- ASEAN lebih
fokus untuk melebarkan kerja sama dibandingkan meningkatkan tahapan integrasi
ke tingkat yang lebih lanjut. Bisa dilihat dari beberapa usaha ASEAN untuk
menarik pasar yang lebih besar dengan menggandeng beberapa negara wilayah Asia
Timur, seperti Jepang, Korea, China; bahkan hingga Rusia dan AS.
- Sedangkan Uni
Eropa, lebih fokus terhadap integrasi yang lebih dalam, seperti dengan adanya common market dan single market. Bahkan Uni Eropa sudah memiliki institusi-insititusi
khusus yang mengatur masalah hukum dan undang-undang yang berlaku untuk
keanggotaannya.
Uni
Eropa dan ASEAN sama-sama menggunakan pendekatan multikultural untuk
permasalahan-permasalahan politik dan ekonomi. Dengan adanya persamaan dan
beberapa perbedaan pandangan dalam pembentukkan institusi, maka hal ini
menimbulkan pertanyaan, sejauh mana UE dan ASEAN dapat terus berjalan
beriringan?
Uni
Eropa merupakan patner dialog dan pendukung ASEAN sejak dulu. UE merupakan
patner ekonomi dan selalu mendukung program-program yang mendorong adanya
integrasi ASEAN. Tapi, bagaimana dengan kepentingan politik Uni Eropa di ASEAN?
ASEAN
berhasil membangun sebuah arsitektur regional dengan beberapa negara besar
(“ASEAN+”). Inisiasi pembentukan ASEAN+3, ASEAN+6 (East Asia Summit) dan ASEAN
Regional Forum (ARF). Di saat dunia menghadapi masalah krisis global, pertumbuhan
ekonomi negara-negara berkembang di ASEAN menarik perhatian dunia
internasional. ASEAN memiliki market yang potensial untuk perkembangan
kerjasama ekonomi. Dari pertimbangan tersebut, mungkin itu juga yang mendorong
Rusia dan AS yang mau menerima undangan untuk terlibat dalam ARF tahun 2011.
ASEAN berhasil menarik dua kekuatan ekonomi besar dunia yaitu Cina dan AS, dan
juga mengajak Rusia sebagai balance of
power.
Walaupun
perkembangan kerjasama ekonomi ASEAN terhadap negara-negara lain di regional
berlangsung lancar, kerjasama dengan UE sendiri kurang berjalan. UE hanya dapat
menjalin kerjasama pasar bebas (free trade)
secara bilateral dengan negara-negara anggotanya. Hal ini disebabkan karena
dalam Treaty of Amity and Cooperationa (TAC),
salah satu syaratnya adalah kerja sama dengan negara. Sedangkan UE bukan
merupakan sebuah negara. Kemungkinan itulah yang menyebabkan banyaknya investor
masuk ke wilayah ASEAN, UE merupakan investor terbesar. Sedangkan ASEAN
merupakan patner perdagangan terbesar kelima dengan Uni Eropa.
Selain itu, dalam
menyikapi masalah institusi dan integrasi, UE bersedia membantu
pengembangannya, baik itu meliputi pembangunan fisik maupun dengan berbagi
ilmu. UE berpendapat bahwa integrasi di ASEAN tidak akan kuat jika tidak
didukung dengan adanya institusi yang kuat. Karenanya, UE bersedia memberi
hibah sejumlah 15juta Euro yang salah satu tujuannya adalah untuk pembiayaan
sekretariat ASEAN. Selain bantuan material, UE juga membantu pengembangan
integrasi regional ASEAN dengan mengirimkan beberapa tenaga ahli.