Saturday, June 2, 2012


Hubunngan UE dengan ASEAN

Hubungan Uni Eropa dengan ASEAN merupakan hubungan dua institusi regional yang memiliki dua market besar karena banyaknya jumlah negara anggota yang terlibat di dalamnya. Walaupun memiliki latar belakang yang berbeda, Uni Eropa merupakan inspirasi pembentukan ASEAN. Terbukti dengan ditanda tanganinya ASEAN Charter, negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk berintegrasi politik, dan akan meningkatkan integrasi ekonomi ke tingkat lebih tinggi.
Adanya inspirasi tersebut, dapat dibuktikan dengan banyaknya pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang melakukan study visit ke Uni Eropa. Tujuan dibentuknya Uni Eropa dan ASEAN sama-sama diawali dengan maksud agar terbentuk stabilitas dan perdamaian regional. Namun, ada beberapa hal yang membedakan Uni Eropa dengan ASEAN, antara lain:
  •  ASEAN terbentuk dengan dasar integrasi politik, sedangkan Uni Eropa dibentuk dari integrasi ekonomi regional.  
  • ASEAN lebih fokus untuk melebarkan kerja sama dibandingkan meningkatkan tahapan integrasi ke tingkat yang lebih lanjut. Bisa dilihat dari beberapa usaha ASEAN untuk menarik pasar yang lebih besar dengan menggandeng beberapa negara wilayah Asia Timur, seperti Jepang, Korea, China; bahkan hingga Rusia dan AS.
  • Sedangkan Uni Eropa, lebih fokus terhadap integrasi yang lebih dalam, seperti dengan adanya common market dan single market. Bahkan Uni Eropa sudah memiliki institusi-insititusi khusus yang mengatur masalah hukum dan undang-undang yang berlaku untuk keanggotaannya.

  Uni Eropa dan ASEAN sama-sama menggunakan pendekatan multikultural untuk permasalahan-permasalahan politik dan ekonomi. Dengan adanya persamaan dan beberapa perbedaan pandangan dalam pembentukkan institusi, maka hal ini menimbulkan pertanyaan, sejauh mana UE dan ASEAN dapat terus berjalan beriringan?
Uni Eropa merupakan patner dialog dan pendukung ASEAN sejak dulu. UE merupakan patner ekonomi dan selalu mendukung program-program yang mendorong adanya integrasi ASEAN. Tapi, bagaimana dengan kepentingan politik Uni Eropa di ASEAN?
ASEAN berhasil membangun sebuah arsitektur regional dengan beberapa negara besar (“ASEAN+”). Inisiasi pembentukan ASEAN+3, ASEAN+6 (East Asia Summit) dan ASEAN Regional Forum (ARF). Di saat dunia menghadapi masalah krisis global, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di ASEAN menarik perhatian dunia internasional. ASEAN memiliki market yang potensial untuk perkembangan kerjasama ekonomi. Dari pertimbangan tersebut, mungkin itu juga yang mendorong Rusia dan AS yang mau menerima undangan untuk terlibat dalam ARF tahun 2011. ASEAN berhasil menarik dua kekuatan ekonomi besar dunia yaitu Cina dan AS, dan juga mengajak Rusia sebagai balance of power.
Walaupun perkembangan kerjasama ekonomi ASEAN terhadap negara-negara lain di regional berlangsung lancar, kerjasama dengan UE sendiri kurang berjalan. UE hanya dapat menjalin kerjasama pasar bebas (free trade) secara bilateral dengan negara-negara anggotanya. Hal ini disebabkan karena dalam Treaty of Amity and Cooperationa (TAC), salah satu syaratnya adalah kerja sama dengan negara. Sedangkan UE bukan merupakan sebuah negara. Kemungkinan itulah yang menyebabkan banyaknya investor masuk ke wilayah ASEAN, UE merupakan investor terbesar. Sedangkan ASEAN merupakan patner perdagangan terbesar kelima dengan Uni Eropa. 
Selain itu, dalam menyikapi masalah institusi dan integrasi, UE bersedia membantu pengembangannya, baik itu meliputi pembangunan fisik maupun dengan berbagi ilmu. UE berpendapat bahwa integrasi di ASEAN tidak akan kuat jika tidak didukung dengan adanya institusi yang kuat. Karenanya, UE bersedia memberi hibah sejumlah 15juta Euro yang salah satu tujuannya adalah untuk pembiayaan sekretariat ASEAN. Selain bantuan material, UE juga membantu pengembangan integrasi regional ASEAN dengan mengirimkan beberapa tenaga ahli.

No comments:

Post a Comment