Sunday, January 26, 2014

SKENARIO KERJASAMA KEAMANAN UNI EROPA-RUSIA

PENDAHULUAN

Kerjasama EU dan Rusia dimulai pada awal tahun 1990an, dalam program TACIS (Technical Assistance to the Commonwealth of Independent States). Sejak dimulainya kerjasama itu, kurang lebih sebanyak 2.7 milliar euro dalam bentuk bantuan diberikan untuk mendorong berbagai macam sektor[1].
Pada pertemuan St. Petersburg bulan Mei 2003, Uni Eropa dan Rusia setuju untuk memperkuat kerjasama dengan menjalin kerjasama jangka panjang dalam empat lingkup bersama (four common spaces) dalam kerangka Persetujuan Rekanan dan Kerjasama (Partnership and Cooperation Agreement) [2] dan pada nilai-nilai dasar dan kepentingan bersama. Keempat lingkup tersebut antara lain:

1.    Lingkup Perekonomi Bersama (The Common Economic Space), meliputi isu-isu ekonomi dan lingkungan;
2.    Lingkup Kebebasan, Keamanan dan Keadilan Bersama (The Common Freedom, Security and Justice);
3.   Lingkup Keamanan Eksternal Bersama (The Common External Security), meliputi manajemen krisis dan non-proliferasi;
4.  Lingkup Penelitian dan Pendidikan Bersama (The Common Research and Education), meliputi aspek kebudayaan.

Pada tahun 2007, TACIS digantikan oleh instrumen pembiayaan baru, Instrumen Kerjasama dan Negara Tetangga Eropa (ENPI-European Neighbourhood and Partnership Instrument). Dengan anggaran dari Komisi Eropa, ENPI merupakan kerjasama yang berbasis pendekatan regional dan bilateral. Tidak hanya Rusia, tetepi ENPI juga mencakup kerjasama dengan negara-negara lain yang berada dalam jangkauan wilayah tetangga Uni Eropa. Kerjasama bilateral antara UE dan Rusia tetap berlanjut, namun terdapat beberapa perbedaan dari TACIS ke ENPI. Tidak adalagi Program Indikasi Nasional untuk Rusia. Kedua belah pihak ingin bekerjasama lebih erat pada dasar-dasar pendanaan bersama dan proyek yang memfokuskan pada strategi prioritas dari empat lingkup bersama (Common Spaces) tersebut. Selain dari program kerjasama bilateral itu, Rusia mendapatkan manfaat dari anggaran aksi regional UE, seperti Erasmus Mundus, Tempus, Northern Dimension, dan lain-lain.

ENPI memiliki salah satu program Kerjasama Lintas Batas Negara (Cross Border Cooperation-CBC). Menurut rencana-strategi ENPI tahun 2007-2013, program CBC akan memfokuskan implementasi program yang bertujuan untuk:

(1)   pembangunan ekonomi dan sosial perbatasan regional;
(2)   penanganan tantangan vital bersama (lingkungan, kesehatan, energi, dll.);
(3)   memastikan efisiensi dan keamanan perbatasan;
(4)   mengijinkan dan meningkatkan pembangunan kontak antar penduduk.

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang skenario hubungan kerjasama Uni Eropa dan Rusia dalam area keamanan, baik itu secara domestik maupun internasional. Skenario ini akan terbagi dalam tiga bagian, yaitu keadaan keamanan domestik, integrasi keamanan internasional, dan reformasi institusi. Dalam masalah keamanan, saat ini, Uni Eropa dan Rusia bekerja sama dalam menghadapi beberapa tantangan, baik dalam level internasional maupun sebagai wilayah yang bertetangga. Permasalahan tersebut meliputi perubahan iklim, perdagangan manusia dan obat-obatan terlarang, tindak kriminal terorganisir, perlawanan terorisme, non-proliferasi, proses Perdamaian Timur Tengah, dan Iran.

Keamanan Domestik Rusia
Di lihat dari sejarah kepemimpinan Rusia, keadaan politik dan bentuk kebijakan-kebijakan di wilayah tersebut sangat tergantung pada pemimpinnya. Saat ini, Rusia dipimpin oleh Vladimir Putin yang telah memimpin yang ketiga kalinya setelah mengalami break kepemimpinan pada periode sebelumnya, yang digantikan oleh Dimitri Medvedev. Dalam artikel yang ditulis oleh Putin, terdapat tulisan berikut ini:

“…we should not tempt anyone by allowing ourselves to be weak.”
Vladimir Putin in Rossiskaya Gazeta[3]

Dalam tulisan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa Putin berpikiran bahwa keamanan dan kekuatan nasional harus diutamakan agar Rusia tidak dianggap lemah di mata negara-negara lain. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia harus membayar mahal atas kekalahan dan mengembalikan kembali geliat ekonomi yang mulai mengendur karena tatanan politik yang tidak stabil. Banyak negara-negara yang tadinya menjadi bagian dari Uni Soviet dan cukup berperan dalam sektor ekonomi melepaskan diri, sehingga Rusia harus membangun kembali kekuatan ekonomi dan menerapkan basis negara yang baru yaitu demokrasi. Pada awalnya Rusia lebih mementingkan kerjasama di bidang ekonomi untuk mengembalikan kekuatan perekonomian serta kondisi domestik negara dari krisis. Rusia mulai membuka interaksi ekonomi dengan dunia luar meskipun masih sangat terbatas. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan dunia internasional terhadap mereka. Namun, Putin memiliki pandangan lain, bahwa mereka tidak akan bisa mempertahankan kekuatan ekonomi dan melindungi penanaman prinsip-prinsip demokrasi di Rusia jika mereka tidak memiliki kekuatan keamanan yang mampu menjamin dan melindungi keadaan internal negaranya.
Di dalam Rusia sendiri tingkat kriminalitas yang cukup tinggi hingga mencapai lebih dari 2,4juta pada tahun 2011[4]. Jenis tindakan kriminal tersebut meliputi pencurian, pembunuhan, perampokan, peredaran obat-obatan terlarang, terorisme, perdagangan manusia dan kejahatan-kejahatan lain. Selain itu, Rusia juga memiliki permasalahan dalam negeri terkait dengan birokrasi pemerintahan yang korup. Hal itu menimbulkan keraguan dalam kebijakan Putin yang ingin meningkatkan anggaran militer. Permasalahan internal untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Rusia atas pemerintahan yang korup juga harus mendapat perhatian lebih. Putin menginginkan adanya pelatihan untuk mendapatkan pasukan militer dengan keahlian khusus dan peralatan militer yang lengkap sehingga dapat meningkatkan kekuatan nasional. Dorongan peningkatan keamanan nasional juga didasari oleh serangan terorisme yang terjadi di wilayah-wilayah bagian federasi Rusia.
Terkait dengan kejahatan perdagangan manusia, Rusia merupakan sumber, negara transit, dan tempat tujuan untuk perdagangan manusia yang meliputi pria, wanita dan anak-anak dengan berbagai tujuan. Rusia menjadi tempat tujuan untuk pria dan wanita yang diperdagangkan dari wilayah Asia Tengah, Eropa Timur, dan Korea Utara ke wilayah Eropa Barat dan Timur tengah[5]. Para pria, wanita dan anak-anak itu diperdagangkan dengan tujuan untuk menjadi buruh kasar untuk industri pertanian hingga eksploitasi seksual.

INTEGRASI KEAMANAN INTERNASIONAL
Melihat kondisi dalam negeri wilayahnya, Rusia menjalin kerjasama dengan Uni Eropa, sebagai wilayah regional terdekat, dalam penanganan dan kebijakan keamanan yang menyangkut kedua wilayah. Saat ini Rusia masih terlibat dalam Kerjasama Lintas Batas Negara (CBC) dengan rancangan hingga tahun 2013, seperti tersebut dalam poin ketiga di atas. Untuk tindakan kriminal seperti kejahatan trans-nasional, peredaran obat-obatan, terorisme, perdagangan manusia hubungan kedua negara akan tetap terjalin baik. Bahkan Rusia juga telah menandatangani kesepakatan dengan PBB untuk membantu memerangi terorisme, baik itu dalam wilayah internal mereka maupun internasional, seperti yang terjadi di wilayah Timur Tengah.
Kelompok Kerja antara Uni Eropa dan Rusia dibuat pada tahun 2005, untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama untuk mencegah tindakan terorisme dalam transportasi dan infrastruktur. Keduanya memiliki tujuan utama untuk memerangi terorisme. Rusia menjelaskan kerangka legislatif yang mengatur tentang masalah ini dan menerangkan bagaimana Kementrian Transportasi berkerjasama dengan intstitusi-institusi terkait. Lembaga utama yang terkait adalah Kementrian Situasi Darurat (Ministry of Emergency Situations/EMERCOM) yang memiliki kontak langsung dengan badan intelijen dan polisi. Saat ini, Rusia sedang dalam proses adopsi program keamanan terintegrasi, harus memberikan informasi terhadap Komisi Eropa. Rusia tertarik untuk bekerjasama dengan para pakar dari Uni Eropa.
Namun, hubungan Rusia dengan Uni Eropa akan sedikit terganjal dengan keanggotaan mayoritas negara UE dalam NATO. Sikap Rusia yang anti-NATO dan Amerika akan menjadi bayang-bayang dalam kerjasama keamanan wilayah, terutama yang berhubungan dengan persenjataan bebas missile. Permasalahan di Georgia yang pernah menjadi lingkup wilayah Rusia, masih tidak mendapatkan persetujuan kedua belah pihak. Rusia akan terus berada dalam pendiriannya untuk tetap menjalankan misi peningkatan perlindungan keamanan negara dengan kekuatan missile.
Untuk permasalahan keamanan internasional peran Rusia dalam anggota tetap Dewan Keamanan PBB dapat mempengaruhi keputusan yang terkait dengan konflik-konflik internasional. Namun, persamaan pandangan yang lebih erat terjalin antara Rusia dengan Cina. Selain karena adanya kepentingan nasional, keduanya memiliki prinsip pemikiran yang sama untuk menciptakan kekuatan dunia yang multipolar, sehingga mereka sering melakukan veto terhadap keputusan PBB dalam permasalahan konflik internasional seperti di wilayah Syiria, Afganistan, dll. Lagi-lagi Rusia ingin mengenang romantisme kekuatan mereka saat masih memiliki kekuatan super power dalam Uni Soviet.

REFORMASI INSTITUSI
Kesepakatan-kesepakatan kerjasama antara Uni Eropa dan Rusia, menimbulkan banyak kemungkinan adanya reformasi dalam institusi-institusi Rusia maupun Uni Eropa untuk menyesuaikan implementasi kerjasama tersebut. Sebagai contoh, adanya kesepakatan untuk melanjutkan wacana bebas visa untuk wilayah Uni Eropa dan Rusia. Di satu sisi, hal tersebut akan meningkatkan dan mempermudah kerjasama kedua negara terutama dalam bidang ekonomi. Sumber daya manusia dari kedua pihak akan lebih mudah melakukan kontak maupun meningkatkan investasi. Namun, hal tersebut akan mempermudah jalan bagi para pelaku kriminal transnasional untuk memperluas aksinya. Selain itu, tingkat migrasi kedua negara tersebut akan semakin tinggi. Kemungkinan tindak kejahatan juga akan meningkat. Karenanya diperlukan institusi antar kedua wilayah tersebut untuk menjamin keamanan warga.
Deklarasi Rekanan Tetap (Permanent Partnership Declaration) pada bulan Mei dan November 2010 menggarisbawahi pentingnya implementasi efektif atas fasilitas visa dan persetujuan pengakuan kembali seperti yang telah disetujui dalam metode langkah-langkah bersama yang harus dilakukan dalam fase lanjutan dialog visa[6]. Pentingnya kerjasama penekanan isu-isu perbatasan dan kerjasama operasional lebih lanjut antara FRONTEX dan Layanan Perlindungan Perbatasan Rusia. Pentingnya pelaksanaan komitmen untuk membangun dan meningkatkan dialog tentang migrasi. Serta perlunya kerjasama lebih lanjut dengan EUROPOL dan EUROJUST dan kesimpulan atas negosiasi yang relevan dengan persetujuan operasional tersebut. Kerjasama memerangi perdagangan obat-obatan terlarang dan kejahatan cyber juga ditekankan. Kedua belah pihak menginginkan kerjasama dalam lingkup sipil dan komersial dan memperkuat kerjasama peradilan dalam permasalahan kriminal.

KESIMPULAN
Uni Eropa dan Rusia bekerjasama dalam bidang keamanan, bukan hanya dalam level nasional tetapi juga tingkat internasional. Kerjasama tersebut lebih condong kearah menjamin keamanan internal batas wilayah keduanya, untuk masalah tindak kriminal transnasional, terorisme, keamanan perbatasan, perdamaian wilayah, dll. Keamanan energi juga menjadi isu hangat antara Uni Eropa dan Rusia. Russia menyuplai sebagian besar energi yang dibutuhkan di wilayah Uni Eropa. Rusia mendapatkan keuntungan dan dapat menjadikan kerjasama itu sebagai “kartu As”, namun ketergantungan Uni Eropa terhadap Rusia bukan merupakan langkah tepat yang harus dilakukan. Sumber energi yang tidak dapat diperbaharui juga akan habis seiring berjalannya waktu dan meningkatnya permintaan manusia. Hal itu mendorong adanya kerjasama energi yang dapat diperbaharui untuk menjamin keamanan ketersediaan energi di kedua pihak.









[2] Bushigina, Irina, Prof. 2012. Analysis of the EU-Russia Relations. MGMIO University: Russia, hal.21
[3] Artikel ditulis oleh Vladimir Putin pada saat masih menjabat sebagai Prime Minister pada masa pemerintahan Medvedev pada tanggal 20 Februari 2012, diakses di http://archive.premier.gov.ru/eng/events/news/18185/ pada tanggal 10 Januari 2013 pukul 22:00
[4] Data Russian Federation Federal State Service dengan data terakhir pada tahun 2011, diakses di http://www.gks.ru/bgd/regl/b12_12/IssWWW.exe/stg/d01/11-01.htm pada tanggal 10 Januari 2013 pukul 22:00
[5] Sumber dari: http://www.nationmaster.com/country/rs-russia/cri-crime diakses pada tanggal 10 Januari 2013 pukul 21:30
[6] Bushigina, Irina, Prof. Op.Cit. hal. 62

No comments:

Post a Comment