Prancis
sudah mengenal Islam sejak abad ke-8 M. Sejarah menyebutkan Islam pertama kali
masuk ke wilayah Prancis dimulai pada waktu terjadi penyebaran ajaran Islam
oleh para khalifah ke Eropa yang dimulai dengan penaklukan wilayah Spanyol pada
tahun 711 M.
Pada tahun 721 M, Abd-ur-Rahman, seorang bangsa
Barbar, diangkat menjadi Gubernur di Spanyol. Untuk menyebarkan ajaran Islam,
beliau beserta para prajurit dan pasukan berkuda melewati Pegunungan Pyrenees
untuk berekspansi ke wilayah Prancis yang pada masa itu diduduki oleh bangsa
Frank. Sepanjang perjalanan mereka berhasil menduduki beberapa wilayah untuk
penyebaran ajaran Islam dan terus bergerak menuju Sungai Loire.
Pada tahun 732 M, bangsa Frank melakukan perlawanan
terhadap prajurit Abd-ur-Rahman yang telah memasuki wilayah Prancis. Bangsa
Frank dipimpin oleh Charles Martel, yang dijuluki “The Hammer” menghadang
prajurit Islam di wilayah Poitiers. Perang antara pasukan Abd-ur-Rahman dan
Charles Martel dianggap sebagai perang yang sangat menentukan perkembangan
agama Islam pada masa itu. Perang tersebut disebut Perang Tours.
Pada tanggal 10 Oktober 732 M, prajurit Islam
dihadang oleh pasukan Martel yang telah mempersiapkan mental untuk menghadapi
prajurit yang dipimpin oleh Abd-ur-Rahman – seorang bangsa Barbar - yang
terkenal dengan kekejamannya. Pasukan Martel telah menunggu selama beberapa
hari dengan perlengkapan yang telah dipersiapkan untuk melakukan perlawanan di
musim dingin. Sementara itu, prajurit Islam tidak menguasai medan sehingga
mereka tidak mempersiapkan perlengkapan perang untuk musim dingin.
Perang yang terjadi di antara wilayah Tours dan
Poitiers itu memakan banyak korban. Namun kesiapan mental pasukan Martel
berhasil memukul mundur prajurit Islam. Pasukan Martel telah dilatih untuk
melawan kekejaman bangsa Barbar hingga terjadi pertumpahan darah yang sengit
antara kedua pasukan tersebut. Beberapa sumber menyatakan bahwa prajurit Islam
mengalami kekalahan karena mereka terpecah belah hingga akhirnya kekuatan
mereka berkurang dan kurang tangguh dalam mengahadapi serangan Charles Martel.
Abd-ur-Rahman terbunuh dalam perang tersebut. Prajurit Islam dipaksa mundur
dari wilayah Prancis, dan itu menjadi akhir dari ekspansi ajaran Islam di wilayah
Eropa Barat.
Atas kemenangannya, Charles Martel dianggap sebagai
penyelamat umat Kristen dan Eropa pada masa itu. Perang Tours merupakan perang
yang sangat menentukan, karena jika prajurit Islam memenangkan peperangan
tersebut, kemungkinan hal itu akan berpengaruh kuat terhadap perkembangan agama
di wilayah Eropa. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Islam bisa saja menjadi
agama mayoritas di Eropa apabila Abd-ur-Rahman menang.
Pada masa itu, penyebaran agama Islam dilakukan
dengan perang untuk menduduki wilayah-wilayah agar penduduknya mau memeluk
agama tersebut. Terjadi banyak peperangan di wilayah lain hingga menyebabkan
kerajaan-kerajaan Islam terpecah karena pemimpinnya ingin menjadi penguasa.
Umat Kristen sendiri mengalami perpecahan karena beberapa ajaran agama mereka
dianggap telah melencenga dari ajaran sesungguhnya. Maka terjadilah perang
Salib pada tahun 1095 yang berlangsung hingga 200 tahun. Setelah itu, kekuasaan
Islam mulai melemah dan menyisakan wilayah Granada. Namun, pada tahun 1492, Sultan
Granada pun akhirnya menyerah sepenuhnya pada raja Ferdinand III dari Aragon
dan Isabella.
Tidak seperti ajaran
Kristen, ajaran Islam dianggap sebagai ajaran yang terlalu kolot dengan
mengatur seluruh aspek kehidupan. Semenjak perang Tours, Prancis terus
menyatakan melawan ajaran Islam hingga terjadi pertempuran berdarah dan
pendudukan di wilayah Tunisia (1881) dan Maroko (1901). Di sisi lain,
perkembangan ajaran Kristen yang mulai terpecah karena perbedaan persepsi juga
terjadi di berbagai wilayah Eropa.
artikel yang menarik
ReplyDeleteartikel yang luar biasa, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com
ReplyDelete